Kesan bahwa gateball merupakan olahraga para atlet lanjut usia (lansia) direspons dengan baik oleh Pengurus Daerah Persatuan Gateball Seluruh Indonesia (Pergatsi) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Kejuaraan Daerah yang dilaksanakan pada 15-16 November 2025, di Kabupaten Sleman, pesertanya sebagian besar dari kalangan muda.
“Kami memang ingin olahraga gateball ini semakin disukai oleh generasi muda di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembinaan mulai dari SD memang sudah kami lakukan,” ujar Julisetiono Dwi Wasito, Wakil Ketua Umum Pengda Pergatsi DIY, kepada Redaksi Tabloid Gateball, Sabtu (22/11/2025).
Bicara soal pembinaan olahraga DIY salah satu tantangannya adalah kaderisasi atau pembinaan atlet, dikatakan Julisetiono, setiap tahun diadakan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda), pesertanya mulai siswa-siswi SD, sampai SLA. Even Klas Khusus Olahraga tingkat SMP dimana Gateball juga dipertandingkan dengan peserta antar-SMP di semua Kabupaten Kota se DIY. Di samping itu juga masih ada event Kejurda, Porda dan Sirkuit Gateball.
Dalam even Kejurda, Porda, Popda dan Sirkuit tidak dibatasi usia minimalnya sehingga sebagian atletnya ada yang masih SD dan disamping itu Pengda Pergatsi DIY dan sebagian pengurus kabupaten dan kota melibatkan pengurus dari kalangan guru SD,” kata Julisetiono.
Pelibatan beberapa pengurus dari kalangan guru SD ini untuk memperkenalkan olahraga gateball di tingkat SD. “Jadi, sejak dini anak-anak SD sudah mengenal dan mau bermain gateball. Sehingga diharapkan nanti pada usia 15 tahun sudah bisa ikut di kejuaraan nasional,” kata Julisetiono bersemangat.
Pelaksanaan Kejurda Gateball DIY diadakan sejak tahun 2018 (tidak dipertandingkan sekali karena covid) dan kali ini adalah yang ketujuh kalinya dipertandingakan di Kabupaten Kota secara bergantian dengan mempertandingkan 11 nomor dan di tahun 2025 ini dipertandingkan di Kabupaten Sleman.
Yogyakarta Juara Umum
Peserta di Kejuaraan Daerah–yang tuan rumahnya bergiliran, diikuti oleh satu kota dan 4 kabupaten di DIY, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Ada 11 nomor yang dipertandingkan. Sementara bertindak sebagai tuan rumah adalah Kabupaten Sleman.
Selama pertandingan berlangsung setiap atlet tampak berusaha memberikan pukulan terbaik demi unggul atas lawan-lawannya. Sebab, ada kebanggaan tersendiri ketika bertanding membawa nama daerah.
Pada klasemen akhir, Kota Yogyakarta meraih 4 medali emas dan 2 perunggu. Kabupaten Sleman memperoleh 3 emas, 4 perak. Sementara Kabupaten Gunungkidul meraup 2 emas, 2 perak, dan 4 perunggu. Kabupaten Bantul 1 emas, 4 perak, dan 3 perunggu. Adapun Kulonprogo memperoleh 1 emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
Salah satu yang membuat peserta antusias untuk mengikuti kejurda adalah karena gelar juara umum yang sekaligus membawa pulang piala bergilir. “Tahun ini Kota Yogyakarta sebagai peraih juara umum dan berhak membawa Piala Bergilir Pengprov Pergatsi DIY,” ujarnya.
Pendanaan
Pada pelaksanaan Kejurda DIY 2025, kepada para juara diberikan medali dan di samping itu juga memperebutkan piala bergilir Pengda Pergatsi DIY sejak tahun 20218, adapun sumber anggaran pelaksanaannya dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY.
Lewat pelaksanaan Kejurda VII ini, Julisetiono berharap–yang juga menjadi harapan Pergatsi DIY–agar regenerasi atlet ini terus ditingkatkan, termasuk juga kualitasnya juga ditingkatkan sehingga mampu bersaing di tingkat nasional. “Syukur bisa ke ajang internasional,” pungkasnya. (PAH)